Rabu, 22 Juli 2015

STOP !!! ikut campur masalah pribadi orang lain.


”Jangan mencampuri urusan pribadi orang lain, begitulah orang tua kita menasehati. Bagi saya pribadi, nasihat itu sangat cocok.
Kadang kalau kita mencampuri urusan pribadi orang lain, kita jadi mudah menilai atau menarik kesimpulan atas seseorang dengan mudah, padahal belum kita cermati dan belum tahu/ tidak tahu secara pasti bagaimana permasalahannya.
Dan terkadang, ada dari kita yang melakukannya, karena rasa iri hati, dengki, sehingga kehidupan orang yang yang kita iri tersebut menjadi begitu sangat menarik untuk kita ikuti, atau tanpa kita sadari kita terobsesi dengan orang yang ikuti dan cari tahu kehidupannya. Jika sebabnya karena kita iri dan dengki,bisa saja kita jadi suka/senang bila kita melihat orang yang kita iri tsb mendapat kesusahan dan sebaliknya kita akan merasa susah, jengkel dan semakin bertambah iri hati, bila melihat orang yang kita iri tersebut mendapat kebahagiaan.
Kita pun akan cenderung lebih suka menghakimi dan bersikap sepertinya seolah2 kita ini ahli dalam menilai, padahal diri kita sendiri saja banyak kekurangan dan banyak urusan2 kita yang perlu kita perbaiki, termasuk diantaranya, memperbaiki diri kita supaya tidak lebih mudah tertarik dengan urusan orang lain dan mencampuri urusan orang lain, terutama urusan yang bersifat pribadi.
Memang terlintas sepertinya kita peduli sama seseorang, tetapi jika kita TIDAK diminta terlibat dalam urusannya, sebaiknya kita tidak mencampuri urusan orang lain yang sifatnya pribadi. Mengingatkan/memberitahu kepada seseorang agar tidak melakukan hal-hal negatif, atau menyeru pada kebaikan, adalah hal baik dan harus kita lakukan. Sementara "ikut campur" adalah ikut mengurusi permasalahan orang lain, dimana masalah tersebut tidak layak untuk kita campuri dan kita tidak diminta untuk terlibat didalamnya.
Contoh, misalnya dalam sebuah kantor, kita cenderung lebih mudah melihat meja orang lain, tapi tidak segampang itu saat kita melihat meja kita sendiri. Ada kejadian menarik, seseorang mendatangi meja orang lain, lalu menyampaikan ’petuah’ tentang bagaimana seharusnya sebuah meja ditampilkan. Pada saat kejadian itu berlangsung, mejanya sendiri memang ’sedang bersih’.
Tetapi, pada kesempatan lain, meja orang itu sendiri dia ditinggalkan berantakan. Sedangkan meja orang yang pernah dikritiknya sudah terbiasa bersih seperti yang dulu pernah diajarkan oleh beliau. Orang yang pernah dikritiknya bertanya; ’Apakah meja saya sudah seperti yang Bapak nasihatkan?”. Dia menjawab; ”Oh ya. Nah seperti itu kan bagus…” Beliau berkata sambil tetap membiarkan mejanya sendiri berantakan. Apakah ini kisah rekaan belaka? Silakan timbang-timbang sendiri saja.
Faktanya, kita SERING TERGODA MENYARANKAN orang lain untuk membenahi hidupnya. NAMUN, LUPA UNTUK MEMBERESKAN HIDUP KITA SENDIRI. Padahal, memang meja itu tidak bisa selamanya rapi. Dia pasti berantakan saat kita tengah bekerja keras. Hidup kita juga tidak selamanya beres. Ada kalanya semerawut juga. Tetapi, jika kita terus berusaha tanpa henti untuk membereskannya, maka paling tidak,orang juga tahu kalau kita terus berusaha untuk merapikan meja kita sendiri.
Sekarang coba tanyakan pada diri sendiri dengan jujur, apa alasannya? Atau jangan2 kita mencampuri dan selalu ingin tahu kehidupan orang lain, karena rasa iri hati kita terhadap orang yang hidupnya selalu kita ikuti/ kita jadikan pusat perhatian kita? Tanyakan dengan jujur, apakah kita merasa senang kalau melihat orang yang selalu kita ingin tahu bagaimana kehidupan pribadinya itu mendapat kesusahan? Apakah kita telah menjadi orang yang susah melihat orang lain senang dan senang bila melihat orang lain susah? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.
Sementara tanpa kita sadari, sunngguh bahagianya seseorang yang kita perlakukan seperti itu, karena ia menjadi pusat perhatian kita seperti selebritis, yang selalu kita ingin tahu bagaimana kehidupannya, beruntunglah orang tsb, khususnya bila kita mengamatinya karena rasa iri hati padanya dan ada dengki didalamnya. Sadarkah kita, bahwa kita telah menjadi hukuman atasnya?

Tulisan ini sebagai pengingat bagi diri saya sendiri,jikalaupun saya share ke sahabat semua semoga bisa bermanfaat.

Minggu, 05 Juli 2015

MOTIVASI DALAM ADZAN



Semua Orang tahu,adzan itu seruan shalat.Namun jarang orang tahu,adzan juga mengandung kalimat-kalimat menggugah yang melebihi yell-yell motivasi.
menurut Ippho Santosa dalam buku terbarunya SUCCES PROTOCOL,motivasi yang terdapat dalam seruan adzan adalah sebagai berikut :


  • Ketika muadzin berseru "Allahu akbar",kita di ingatkan untuk bermimpi besar (akbar).
  • Dalam mencapai impian yang besar itu,kita memerlukan teladan (role model) dan itu tercermin pada Nabi Muhammad SAW yang namanya di serukan setelah nama Allah SWT.
  • "Marilah sholat",adalah seruan untuk bergerak dan bertindak (action),setelah tertanamnya keyakinan kepadanya
  • "Marilah menuju kemenangan",adalah seruan untuk menang(winning),bukan sekedar bergerak,bukan sekedar bertindak.
  • Nama Allah SWT kembali di serukan di bagian akhir,sebagai pengingat bahwa segala kemenangan itu berasal dari Allah SWT,tidaklah layak seorang manusia menyombongkan-nyombongkan diri.
itulah tadi beberapa motivasi menggugah dalam adzan,semoga bermanfaat.
Jangan lupa LIKE dan SHARE !!!